IAN RICKMAN 13
Selasa, 03 Desember 2013
Analytical Exposition
Definisi dan Tujuan Analytical Exposition
Pengertian atau definisi analytical exposition text sebenarnya sangat mudah dipahami. Secara bahasa, “Analytical” bermakna, “examining or liking to examine things very carefully”
(Cambridge). Artinya, (suka memeriksa / menguji sesuatu secara
hati-hati). Sedangkan makna exposition sendiri sudah pernah saya
jelaskan pada tulisan tentang hortatory exposition, yaitu “a
comprehensive description” atau penjelasan secara luas.
Dengan demikian, pengertian Analytical Exposition bisa dipahami sebagai text yang mencoba memberikan penjelasan secara komprehensif tentang suatu masalah dengan menampilkan pendapat-pendapat pendukung secara hati-hati.
Sedangkan tujuan utama analytical exposition text ini adalah, “ to attempt to persuade the reader to believe something by presenting one side of the argument.” Artinya mencoba meyakinkan pembaca agar mempercayai sesuatu dengan memberikan satu sisi pendapat saja.”
Mengacu pada tujuan analytical exposition ini, hal ini tidak bermakna bahwa dalam analytical exposition berisi satu argumen saja, akan tetapi berisi berbagai argumen yang memiliki tujuan sama.
Generic Structure of Analytical Exposition
Perbedaan susunan antara hortatory exposition dengan analytical exposition hanyalah pada struktur terakhirnya saja. Jika hortatory exposition diakhiri dengan recommendation, analytical expostion diakhiri dengan conclusion. Untuk lebih jelasnya mari kita simak di bawah ini:
Thesis
Seperti pada jenis teks lainnya, thesis ini berisi pandangan penulis
tentang suatu masalah secara lebih sederhana. Untuk lebih jelasnya
silahkan baca penjelasan mengenai thesis statemen pada teks hortatory.
Series of Argument
Series of Argument berisi beberapa penjelasan lanjutan dari keterangan
sederhana dalam thesis statement. Ketika menulis argument ini,
diusahakan agar lebih teliti lagi karena pada bagian inilah sebuah
tulisan bisa mempengaruhi pembaca. Jika perlu, sertakan pendapat menurut
para ahli.
Conclusion
Conclusion sering juga disebut dengan reiteration. Pada bagian
ini, kita hanya dituntut untuk menyimpulkan, atau lebih sederhananya
kita mengungkapkan kembali apa yang dijelaskan pada thesis statement.
Contoh:
SEL DARAH
Eritrosit (sel darah merah)
Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya)
Tidak berinti
Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit.
Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat oksigen.
Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya)
Tidak berinti
Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit.
Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat oksigen.
Leukosit (sel darah
putih)
Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas
Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti.
Setiap 1mm3 darah, mengandung
6.000 – 9.000 leukosit.
Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis dan membentuk antibodi.
Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas
Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti.
Setiap 1mm3 darah, mengandung
6.000 – 9.000 leukosit.
Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis dan membentuk antibodi.
Trombosit (keping
darah)
Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah.
Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit.
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari.
Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah.
Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit.
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
viskositas darah
Viskositas darah memegang peranan
penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah
antara lain:
- Volume hematokrit (volume sel darah merah): volume hematokrit yang meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat.
- Kadar protein plasma: bila kadarnya naik maka viskositas naik dan sebaliknya.
- Suhu tubuh: bila suhu tubuh naik, viskositas turun.
- Kecepatan aliran darah: bila kecepatan aliran darah turun maka viskositas naik.
- Diameter pembuluh darah: bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm, maka viskositas darah turun. Hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist effect. Di dalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir lambat, maka d) dan e) bekerja saling berlawanan.
Langganan:
Postingan (Atom)